Friday, March 26, 2010

Kenapa Anak Sekarang Pada Matre?

Bukan mau gimana-gimana, tapi inilah kenyatannya. Pernahkah Anda mengalami atau mengetahui atau menemui atau mengamati atau malah sebagai pelaku sendiri, begini;

Sejak kecil sistem cara mengajar anak kita banyak kurang tepat.

Seorang ayah mau bekerja misalnya, berpamitan kepada anaknya yang masih berusia satu tahunan. Kebetulan karena sudah kebiasaan atau memang anaknya kepintaranya tanggung, demikianlah;

"Nak, Ayah mau pergi dulu.." kata ayah.
"Ayah mau kemana, nak? Mau ker..." si ibu menimpali.
"... ja." sahut sang anak.
"Cari apa?" sambung ibunya lagi. Sementara ayah sambil membetulkan dasinya.
"Cari u.."
"... ang." jawab anaknya.
"Kalau dapat uang untuk apa?"
"Jajan.."
"Apa lagi?"
"Deli daju, deli es kim, deli nainan.."

Disitulah awal mulanya. Semenjak kecil sudah dididik untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Dan jawaban dari Tuhan, dikabulkanlah bahwa sehingga dewasa tertanam di kehidupannya, menuntut kehidupan dunianya."

Kenapa tidak dikabarkan bahwa ayahnya pergi untuk mencari nafkah demi agama, ibadah atau beramal sholeh? Lucu memang tetapi dong-enggak-dong si anak, tak ada salahnya. Semoga..

Kanapa Banyak Koruptor?

Simpel, tapi jelas tampak di mana-mana dan hampir di semua bagian. Kenapa pula? Benarkah karena doa istri yang (maaf) kurang lengkap? Kita simak, kebanyakan kasus di pagi hari menjelang keberangkatan kerja suaminya;

"Mah, ayah ke kantor dulu." sambil mengecp kening istrinya.
"Baik, Yah, hati-hati di jalan.."
"Terima Kasih, Mah. Ayah akan selalu berhati-hati di jalan.."

Seharusnya doa istri ditambahi, "Semoga dapat bekerja dengan baik dan bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama.." atau yang sejenisnya-lah. Karena doa istri hanya sebatas dijalanan, maka suami akan terlena di kantor, sehingga mudah tergiur rupiah yang tidak benar!